Segala sesuatu yang terjadi dalam diri (emosi) kita penyelesaiannya juga harus dilakukan di dalam diri kita, bukan di luar. Karena segala sesuatu yang berasal dari luar diri seperti lingkungan, orang lain atau situasi adalah kejadian netral.
Selama kita masih manusia, kita tidak sempurna. Kita masih bisa berbuat salah, dan harus belajar move on, bukan menyalahkan diri sendiri atau menghakimi diri sendiri. Panggilan kita bukan menjadi sempurna, tetapi menjadi dewasa dengan mau belajar dan berbesar hati belajar dari proses hidup, serta berusaha menjadi lebih baik.
Manusia berbeda dengan handphone, dimana saat kita beli ada manual booknya. Saat kita lahir tidak ada manual booknya, hanya lewat belajar, dan kerendahan hati kita akan tumbuh menjadi manusia yang dewasa.
Depresi adalah sakit secara emosi dan letaknya di dalam diri. Umumnya pemicu depresi adalah sesuatu di luar diri. Masalahnya kita kurang dapat mengatur pengharapan terhadap sesuatu yang di luar diri kita. Karena kita tidak bisa mengontrol lingkungan, kejadian atau bahkan orang tertentu.
Kita hanya bisa mengontrol diri kita sendiri, bukan yang di luar kita. Kesalahpahaman ini sering kali menjadi pemicu seseorang terserang depresi. Seseorang yang tidak memiliki kecerdasan emosi yang baik, cenderung lebih mudah depresi.
Perhatikan kata “memiliki kecerdasan emosi”, kata “kecerdasan” mengandung sesuatu yang dapat dipelajari, dibuat dan dibentuk di dalam diri kita. Jika kita mau belajar untuk diri kita sendiri, maka kita akan jauh lebih baik dalam mengatasi masalah emosi. Singkatnya hal itu bisa dipelajari dan ditingkatkan, tergantung pada kita mau belajar atau tidak.
Depresi bisa menyerang siapa saja, tua-muda, kaya-miskin, laki-perempuan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita cermati dan gunakan sebagai metode pencegahan. Berikut ini adalah 5 penyebab utama depresi yang sering diabaikan.
1. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Orang-orang yang depresi tidak memiliki rasa percaya diri dan mereka selalu menganggap semua yang terjadi sebagai kegagalan mereka. Bahkan kesalahan sekecil apapun mereka anggap sebagai masalah besar, dan hal-hal tersebut menguras perhatian mereka jauh lebih besar dari orang pada umumnya.
Percaya diri bisa diperoleh jika kita merasa percaya dengan diri kita. Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana kita memperoleh kepercayaan dari diri sendiri? Kepercayaan diperoleh dari sikap setia. Setia kepada diri sendiri di tunjukan dengan hal apa? Dengan disiplin terhadap hal yang baik.
Jika kita setia memasukan hal baik ke dalam diri sendiri, maka kita akan mampu dan bisa percaya bahwa telah terjadi disiplin diri dalam hal baik terhadap diri kita, maka hasil yang baik (perbuatan, perilaku, dan perkataan) juga akan keluar dari hasil disiplin tersebut. Dengan cara begitu maka masalah percaya diri bisa teratasi dengan baik.
2. Kurang Berpikir Positif
Ketika seseorang mengalami depresi, mereka merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan hal ini akan terjadi berulang kali. Dalam kejadian semacam ini, orang tersebut melihat lebih banyak hal buruk terhadap segala sesuatu secara sadar maupun tidak sadar.
Mereka selalu memfokuskan perhatian mereka pada masalah dan mengabaikan keberhasilan serta kesuksesan yang mereka raih. Bagi seseorang yang berpikiran negatif dan memiliki kecenderungan depresi, segala hal yang terjadi merupakan cermin dari permasalahan dan kemunduran.
Perubahan dalam diri seseorang atau perubahan lingkungan, yang merupakan perubahan wajar, dalam pikiran seseorang yang depresi merupakan bukti bahwa sesuatu yang buruk terjadi karena mereka.
3. Lebih Memperhatikan Kesalahan
Dalam kehidupan, kita pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan beberapa orang membuat lebih banyak kesalahan daripada yang lain. Orang yang menderita depresi lebih memfokuskan diri pada jumlah kesalahan yang mereka buat. Sebagai hasilnya, mereka menciptakan kesan negatif mengenai kesalahan.
Fokus akan mengarahkan hidup kita. Fokus atau perhatian kita pada hal yang baik akan membuat hidup kita menjadi lebih baik. Seandainya sesuatu seakan buruk? Ccoba carilah hal positif yang mungkin terjadi dan fokuskan pikiran pada hal baik tersebut.
Seperti GPS (Global Positioning System) kita mengarahkan ke tempat yang ingin kita tuju, dan jika kita mengikuti arahan yang ditunjukan maka kita sampai di tempat yang kita kehendaki. Apa yang kita kehendaki dalam diri kita, baik atau buruk? Berikan perintah yang jelas kepada pikiran kita.
4. Merasa Tertekan Oleh Berbagai Kewajiban
Dalam situasi ini, orang-orang selalu berpikir apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak seharusnya mereka lakukan. Hasilnya, di penghujung hari mereka terbebani oleh sejumlah komitmen.
Orang-orang dengan pola pikir semacam ini mengkonsentrasikan pikiran mereka pada kepahitan dan frustrasi dan juga mempengaruhi perilaku orang-orang di sekitar mereka. Manusia modern adalah mahluk hidup yang membutuhkan variasi positif dalam menjalani hidup.
Dibutuhkan cara berpikir yang kreatif dan positif agar hidup tidak terasa begitu-begitu saja. Untuk lebih bahagia dan lepas dari rasa depresi dibutuhkan keahlian berpikir kreatif menghadapi hari-hari kehidupan.
Bertemu teman lama, orang baru, aktivitas baru, kebiasaan baru, baju atau perlengkapan baru, dan semua hal yang baru. Contohnya, bagaimana memotivasi anak sekolah? Mereka sudah terjebak rutinitas padat. Tali sepatu baru, asesoris baru, pensil baru, jaket baru, berkenalan lebih dekat dengan teman sekolah akan membuat hari-hari sekolahnya tidak seperti rutinitas.
5. Merasa Lemah
Permasalahan bagi orang yang mengalami depresi adalah mereka merasa tidak ada satu hal pun yang bisa memuaskan mereka. Bahkan ketika mereka menyadari mereka bisa memperbaiki mood mereka, mereka tidak melakukannya.
Nasihat yang mereka peroleh dari teman-teman dan keluarga dianggap tidak perlu dan tak berguna. Satu hal yang paling mereka rasakan adalah ketidakmampuan mereka untuk berharap, atau terinspirasi oleh sesuatu dan memperhatikannya.
Mereka menyadari seperti apa diri mereka dalam keadaan normal namun mereka tidak menyukainya. Mereka menyadari apa yang seharusnya mereka lakukan namun mereka tidak mampu melakukannya. Mereka menyadari apa yang orang lain inginkan dari mereka, namun mereka tak mampu memberikannya.
Mereka tidak berharap pada suatu waktu keadaan akan membaik. Mereka kehilangan harapan dan harapan perlahan hilang dari diri mereka. Pada titik ini, depresi tidak membiarkan mereka merasakan kebahagiaan dan optimisme.
Lalu Bagaimana Cara Mengatasi Depresi Ini?
Semua bisa dimulai dengan menerima diri kita sendiri dan segala kekurangan kita. Jika kita tidak mampu mengatasi depresi seorang diri dan jika usaha kita tidak berhasil, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah dengan menerima kekurangan tersebut.
Daripada mencoba mengubah hidup kita dengan paksa, kita harus menerima diri kita apa adanya, dengan apa yang kita rasakan dan berkonsentrasi pada hal-hal yang kita mampu lakukan. Depresi akan lenyap namun kita tidak bisa memprediksi kapan depresi akan terjadi.
Kita tidak perlu mencoba mengubah hal-hal yang memang tidak bisa kita ubah. Setiap kali kita harus melakukan yang terbaik untuk membantu diri kita sendiri namun di saat yang bersamaan kita juga harus menerima kekurangan kita.
Terimalah fakta bahwa kita sedang mengalami depresi dan hiduplah berdampingan secara harmonis hingga kita berhasil mengatasinya. Tidak ada seorang pun yang suka merasa depresi, namun kita harus memahami bahwa tidak ada gunanya untuk terus menerus mengatasi depresi pada titik ini.
Karena kita belum memiliki kekuatan, determinasi, dan keinginan untuk maju. Cobalah untuk menerima apa yang sedang terjadi dalam diri kita dan sekitar kita dan tunggulah hingga kekuatan kita kembali dan kita merasa mampu untuk mengatasi depresi.
Semoga bermanfaat.
Ingin tahu tipe kepribadian anda? Yuk coba tes kepribadian ini GRATIS!
