Semua orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya agar bisa tumbuh dan berkembang hingga dewasa. Tapi salah satu kekhawatiran terbesar orangtua adalah ketika anaknya menunjukkan ciri-ciri hiperaktif. Tentunya tidak ada orangtua yang ingin anaknya mengalami hal tersebut, tetapi apa sebenarnya hiperaktif itu?
Hiperaktif sebenarnya sering dipoplerkan dengan nama ADHD atau Attention Deficit Hyperaktivity Disorder, yaitu menggambarkan sebuah perilaku yang terlalu aktif, impulsif, dan sulit berkonsentrasi.
Kondisi hiperaktif tersebut dapat dilihat melalui sikap anak yang sangat aktif, seolah-olah tidak bisa diam dan tenang melebihi sikap anak-anak pada umumnya. Kondisi ini sebenarnya banyak dialami oleh anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga dapat mengalaminya.
Beberapa gejala hiperaktif bisa membaik atau hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun, kadangkala kondisi hiperaktif ini akan terus ada bahkan setelah dewasa.
Pada anak-anak, kondisi hiperaktif ini dapat menyebabkan anak kesulitan atau tidak dapat berkonsentrasi di sekolah sehingga menyebabkan turunnya performa akademis mereka. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi hiperaktif ini lambat laun dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, menurunnya performa kerja, hingga cedera atau kecelakaan.
Berikut ini adalah ciri-ciri anak hiperaktif yang wajib diketahui oleh setiap orangtua.
1. Tidak Bisa Diam
Anak hiperaktif tidak bisa diam. Dalam seuatu kegiatan mereka tidak pernah bisa duduk manis lebih dari dua menit, selalu sibuk sendiri dan mencari hal lain yang menurut mereka lebih menarik.
Anak hiperaktif cenderung tidak menyelesaikan pekerjaannya, karena mereka cepat sekali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Diam atau tenang bukanlah salah satu sikap yang mereka miliki.
2. Sulit Fokus
Anak hiperaktif sulit fokus atau konsentrasi pada kegiatan yang dilakukannya, mereka selalu tampak bosan dan cenderung menghindari kegiatan yang membutuhkan konsentrasi. Anak hiperaktif cenderung gelisah, tidak bisa duduk diam, dan lebih memilih untuk menggerakkan tubuh mereka seperti berlarian atau melompat-lompat.
3. Tidak Mengenal Lelah
Anak hiperaktif tidak pernah tampak kelelahan ketika bermain, mereka dapat terus bergerak, melompat, dan berlari-lari seharian. Mereka akan terus mencari kegiatan untuk menyibukan dirinya seakan-akan tidak ada lelahnya.
Ketika anak lain diam karena lelah setelah berlarian, anak hiperaktif hanya akan minum dan kemudian bergerak lagi.
4. Destruktif
Anak hiperaktif cenderung merusak barang-barang yang ada di sekitarnya. Ketika diminta untuk menyusun puzzle, anak hiperaktif bukannya menyelesaikan tetapi malah merusak atau menghancurkan puzzle yang sudah tersusun rapi.
Dengan sikap mereka yang suka melempar dan menghancurkan barang seperti ini, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari ruangan yang penuh dengan barang pecah belah atau benda berharga lainnya.
5. Tidak Sabaran
Anak hiperaktif tidak memiliki kesabaran. Mereka bersifat impulsif, cepat kesal, tempramen, dan sulit dikendalikan. Sehingga ketika menunggu giliran bermain mereka tidak bisa mengantri, dan sering menginterupsi orang lain.
Akibatnya anak hiperaktif lebih memilih untuk merebut paksa mainan yang sedang dipegang temannya. Selain itu, mereka juga suka mendorong dan memukul tanpa alasan.
6. Suka Menentang
Anak hiperaktif memiliki sikap pembangkang, sulit dinasehati, suka melawan, dan tidak suka diperintah. Mereka merasa hidup di dunianya sendiri, dan sulit berbaur dengan dunia kita. Penolakannya ditunjukkan dengan sikap cuek, cenderung masa bodoh, atau marah ketika dinasehati atau diminta untuk melakukan sesuatu.
7. Tidak Suka Berteman
Anak hiperaktif biasanya tidak memiliki banyak teman. Mereka cenderung bertindak sesuka hati, melakukan apa yang mereka mau, tidak suka diajak bekerja sama atau kompromi. Apa yang mereka lakukan untuk menyenangkan hati mereka seringkali kelewat batas.
Sikap mereka yang cenderung agresif dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar membuatnya sulit untuk berbaur dengan anak-anak seusianya.
8. Impulsif
Anak hiperaktif cenderung impulsif. Ketika melakukan sesuatu atau berbagai hal mereka cenderung tidak berpikir panjang. Anak hiperaktif suka melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas, hanya sekadar menuruti keinginannya saja.
Misalnya, mereka membuka buku tidak untuk dibaca, tetapi untuk melakukan kegiatan lain, seperti melipat-lipat, menyobek kertas, atau membolak balik buku tanpa membacanya.
Penanganan kondisi hiperaktif pada anak membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang disekitarnya, terutama orangtua dan keluarga. Anak hiperaktif memiliki energi yang besar, karena itu mereka butuh melakukan banyak aktivitas fisik yang menguras energi agar tidak merasa gelisah, seperti olahraga.
Selain itu juga selalu luangkan waktu untuk bersamanya, karena selain membutuhkan banyak aktivitas fisik, anak hiperaktif juga memerlukan waktu tenang bersama orangtuanya.
Semoga bermanfaat.
Ingin tahu tipe kepribadian anda? Yuk coba tes kepribadian ini GRATIS!
Baca: 6 Keunggulan Pendidikan di Finlandia, Apa Yang Diutamakan?